Ada sesuatu yang menenangkan ketika kita memberi sentuhan personal pada barang-barang di sekitar — baju yang pernah diubah sedikit supaya pas di pinggang, atau lampu gantung yang diberi renda vintage. Untuk saya, itu bukan sekadar estetika; itu soal cerita. Setiap jahitan, coretan cat, atau sticker yang ditempel itu membawa memori kecil. Yah, begitulah: kadang gembira, kadang awkward, tapi selalu terasa nyata.
Mix-and-match tanpa drama
Gaya fashion unik menurut saya bukan soal mengikuti tren sampai ke akar, melainkan mencampur hal-hal yang nggak seharusnya cocok tapi ternyata malah pas. Misalnya, jaket denim robek dengan dress satin, atau kemeja formal yang dipakai sebagai outer ke outfit santai. Triknya: pede. Saya masih ingat pertama kali pakai sepatu boots tua dengan rok floral ke acara reuni—banyak mata melirik, beberapa komentar nyengir, tapi saya malah dapat pujian dari teman lama. Itu membuat saya semakin yakin bahwa personal style itu harus berani bereksperimen.
DIY dekorasi: murah tapi meaningful
Kalau soal dekorasi custom, saya sering cari bahan di pasar loak atau toko kecil di pinggir jalan. Pernah suatu waktu saya menemukan cermin kecil dengan frame kayu yang warnanya sudah mengelupas — dengan sedikit amplas, cat putih, dan stiker handmade, cermin itu jadi center piece kamar. Prosesnya bikin ketagihan: memikirkan warna, tekstur, dan bagaimana benda itu bisa bercerita tentang pemiliknya. Selain hemat, tiap proyek DIY selalu meninggalkan kepuasan tersendiri.
Ruang yang bernafas: biarkan ada ruang kosong
Banyak orang takut dengan ruang kosong karena dianggap tidak lengkap. Padahal, sedikit ruang kosong bisa jadi napas bagi ruangan. Saya belajar ini setelah mencoba menata ulang ruang tamu kecil: mengurangi aksesori, menata ulang lampu, dan meninggalkan satu dinding polos. Hasilnya? Kesan lega dan fokus ke satu atau dua objek yang benar-benar ingin saya tonjolkan. Kadang less is more—tapi tentu saja jangan sampai polos tanpa karakter.
Saya juga sering melihat inspirasi dekor dari berbagai sumber, termasuk toko custom online yang menampilkan karya-karya personal dan unik. Ada banyak pembuat yang bisa mewujudkan ide yang tadinya cuma ada di kepala. Kalau sedang mencari ide atau ingin custom pieces, saya pernah menemukan beberapa referensi menarik, salah satunya di taylormadenw, yang menawarkan karya-karya dengan pendekatan personal dan detail yang manis.
Ritual kecil yang bikin hidup terasa lebih baik
Gaya hidup personal bukan melulu proyek besar. Saya punya ritual kecil tiap pagi: menyiram tanaman, menyeduh kopi manual, lalu memilih satu aksesori yang mewakili mood hari itu—bisa scarf lucu atau gelang warna-warni. Ritual semacam ini memberi titik fokus sederhana di tengah rutinitas. Rasanya, ketika hari terasa kacau, hal-hal kecil itu menjadi jangkar yang menenangkan. Yah, begitulah cara saya bertahan menghadapi minggu-minggu yang penuh meeting.
Dan soal fashion, saya percaya aksesoris custom punya peran besar. Cincin yang dipesan dengan inisial, kalung berliontin kecil hasil pertukaran kado, atau tas yang dicat tangan — semuanya menambah layer makna yang nggak didapat dari produk massal. Kalau ditanya investasi apa yang paling berkesan, saya akan bilang: beli satu benda custom yang bener-bener kamu cintai, bukan yang sekadar viral.
Satu hal lagi: jangan takut memperlambat. Di era serba cepat ini, banyak orang tergoda gonta-ganti wardrobe dan dekor setiap musim. Saya lebih memilih quality over quantity. Kalau punya waktu, memodifikasi barang lama jadi terasa seperti terapi. Itu memberi nilai tambah tidak cuma secara estetika, tapi juga emosional.
Akhir kata, sentuhan personal itu soal keberanian untuk menampilkan diri—dengan semua ketidaksempurnaan dan pilihan aneh yang mungkin kamu sukai. Bukan soal mengikuti aturan atau mencari validasi. Kuncinya: coba, gagal, tertawa, lalu coba lagi. Karena pada akhirnya, rumah dan gaya kita harus nyaman untuk kita sendiri, bukan untuk feed Instagram.